Senin, 08 September 2014


          Pengabdian hari ke 7.....                                          (Thursday,08 may 2014)
          Pagi ini, rasanya aku tak percaya, kalau akhirnya aku sudah menghabiskan waktu ku selama 1 minggu di rumah tuan rumah ku ini,,, padahal aku masih belum bisa memberi yang terbaik buat beliau-beliau ini,, bagaimana ini Ya Allah,, aku bingung apa yang harus aku berikan untuk orang tua angkat ku,,?? Selama 1 minggu ini, aku sudah melakukan banyak kesalahan,, sering membuat mereka marah dan kecewa karena ulah yang aku lakukan,,, ingin rasanya aku minta ma’af namun rasanya bibir ini terasa bungkam untuk melontarkan 1 kalimat bijak itu.,
          Pagi hari yang cukup membuat ku sedikit kesal, setelah jama’ah sholat shubuh selesai, kebiasaan buruk yang tak pernah aku tinggalkan, mata ini masih saja tak ingin terbuka lebar., ingin ku rebahkan tubuh ini di tempat itu (musholla), namun aku tak kuasa, karena rasa sungkan dan malu yang menumpuk dalam raga ini,, ku langkahkan kaki ini walau dengan tertatih-tatih,, karena nafsu yang tak ingin ku akhiri,,,, setelah aku pergi dengan dunia mimpi ku di pagi hari,,, aku terbangun dengan penyesalan yang biasanya menghampiri detik terakhir dari waktu yang ku miliki., langsung ku goyahkan langkah ku tuk melakukan sedikit pekerjaan di dapur keluarga., setelah berakhir semua kegiatan dalam ruangan senyap itu,, sedikit rasa kesal pada seorang anggota kelompok ku yang tak pernah bisa mengerti kondisi dan situasi dari masing-masing pribadi diri kita., selalu saja egois ,, tak pernah menghiraukan sepatah dua kata yang pernah teman-teman lontarkan., aku sudah muak dengan semua ini,, sunguh tak pernah bisa di atur, hidupnya selalu santai tanpa terbebani oleh suatu hal apa pun, hal yang sering di lakukannya, dia tak henti-henti nya memandangi layar hp nya,, dn sering mempermainkan tombol-tombol dalam hp tersebut,, hal ini membuat kami sekelompok menjadi jengkel akan tindak-tanduk nya yang membuat kami merasa illfeel,.
          Ya ALLAH,, berikan jalan keluar dari permasalahan yang selalu menderai nasib kelompok ku, memang sejak aku berada di sini, aku sering terpengaruh dengan yang lainnya, jarang mengingat MU melalui ayat-ayat suci MU, jarang berkorban air mata dalam thuma’ninah sujud ku, jarang terombang ambing dalam khusyuknya do’a ku.,  Ampuni diri ini Ya Rabb....
          Setelah semua nya selesai, aku rela mengorbankan waktu mandi ku demi seorang teman, rasa takut akan mengulang kejadian yang sama pun terus datang menghampiri ku dan membuat ku semakin tergepoh-gepoh akan semua itu,,, dengan berseragam hitam putih lah, kita melangkahkan kaki untuk mengabdi, membagikan ilmu yang pernah kita timba di pondok alyasini tercinta,, setelah tiba di sana, perasaan kami pun selalu di selubungi oleh rasa dag-dig-dug, karena situasi di sekolahan MI NU Darus Salam kalipang krikilan sudah mulai sepi dan sunyi., mencoba untuk terus melangkah, dan akhirnya kita bertemu dengan seorang guru laki-laki yang masih muda tengah mengajarkan olahraga terhadap murid nya di darus salam, tak butuh kata sapaan selamat pagi atau salam pun pada waktu itu, hanya memberi isyarat senyuman sudah bisa mewakilkan semua isyarat.,,,  dari raut mukanya, aku menduga rasa kecewa telah ada dalam lubuk hati beliau walaupun hanya setetes tinta.,
          Takdir menyebutkan ku untuk mengajar dikelas IV, sebelum pembelajaran di mulai, ketika salam telah ku lontarkan, ku tetapkan pantat ku di atas kursi, tiba-tiba siswi kelas IV itu berteriak seakan-akan ada suatu bahaya yang mengancam., eh ternyata seekor tikus yang mati, yang tengah terkapar di bawah kursi guru yang membuat ku terkaget-kaget., aku sungguh bodoh dan lalai, kapan aku akan menjadi orang yang cerdik dalam segala sesuatu nya, mengajar tanpa modal apa-apa membuat ku mati rasa berada dalam ruangan kelas yang berasa begitu hening, karena murid yang terdapat dalam sekolah itu hanyalah berjumlah 30 orang, dengan perincian murid di kelas IV yang tengah kini aku tempati hanya bersisakan 6 orang, sebuah angka yang sangat banyak, dalam arti majasisme, namun aku tak patah semangat, awal nya kita berempat, namun ketika ke 2 di antara kami pulang karena ada udzur syar’i, maka aku pun sendirian, karena teman ku yang satunya pindah untuk mengajar di kelas 1,, ketika teman ku datang, dia merubah seluruh kondisi dalam ruangan itu, aku akui dia memang punya skill yang bagus dalam bidang matematika apa lagi dalam bab bilangan romawi, pengetahuan yang aku miliki semuanya masih dasar., tapi aku bersyukur karena aku tidak hanya bisa mengajar tapi juga belajar dari pengalaman mengajar yang tengah aku jalanin, setelah aku rasa cukup, kami pun keluar, menuju sebuah ruangan yang spesial yang sering kita singgahi,,(kantor guru MI NU Darus Salam), di ruangan itu penuh dengan suka cita,, guru olahraga yang membuat ku kesengsem, karena ketegasan dan kegentel.annya, aku dari dulu memang suka cowok yang tegas dalam hal apa pun, setelah tanda istirahat telah usai, aku kembali mendapat tugas mengajar di MI tersebut., kelas 1 yang awal nya aku datang ke sana bersama soulmate ku, akan tetapi di pertengahan pembelajaran, dia terpaksa pindah ke kelas yang lainnya karena hampir rata-rata guru di sini tengah mengikuti penataran selama 3 hari.,
          Di ruangan itu, aku mendapat banyak pengalaman hidup,, dan itu membuat ku sadar, menjadi seorang guru itu tidak lah  mudah., seorang guru tidak hanya butuh pada kemampuan memahamkan materi dan memiliki skill dan kecerdasan yang handal, akan tetapi beban dan tanggung jawab untuk menjadi guru yang sejati itu sangatlah agung., ada seorang murid yang bernama rofik., dia anaknya sangat cantik, anggun dan murah senyum, tak ku duga sebelumnya, ternyata dia mempunyai kelainan pada indra pengecapnya, dia tidak sdikit banyak berbicara, dan membaca, dia hanya memberiku senyuman dari awal pertama aku masuk ke dalam kelas tersebut., dan aku baru tahu ketika aku menyuruh gadis imut itu membaca sebuah bacaan yang sangat mudah sekali,. Belajar dari rofik, aku harus lebih bersabar dalam memberi pembelajaran, tidak hanya dalam kelas tersebut, akan tetapi di mana pun aku mengajar., yang ke dua,, dia biasanya di panggil novi, kalau di lihat dari paras nya , dia memang tergolong pendiam, saking pendiamnya, dia tidak pernah bergurau dan berbincang-bincang dengan temannya, aku tak tahu apakan dia bisu atau memang dia pemalu yang sudah stadium akhir, ketika aku memberikan sebuah pertanyaan , dan aku menuliskan sedikit materi tentang kedisiplinan, hanya dia dan alfan yang bisa di kategorikan lemot (lola)dalam menulis, sampai-sampai teman nya yang lain, mengejek anak dua tersebut, karena menurut mereka, anak dua tersebut hanya bisa menghabiskan waktu mereka untuk bermain dan menyanyi, tulisan yang mereka tulis pun tidak selayak nya murid kelas satu, kalau alfan masih bisa di maklumi karena dia adalah murid yang paling muda di kelas satu, orang tuanya sengaja memasukkan alfan ke MI dahulu, karena orang tuanya merasa tidak punya cukup uang untuk membiayai di RA karena biaya nya sangatlah mahal., aku ingin bisa mengerti dan menyembuhkan apa yang menjadi kelainan yang ada pada diri anak-anak didik ku.,
          Semoga kalian bisa mendapatkan, meraih dan menggapai semua angan dan mimpi kalian walaupun hidup dengan keterbatasan itu tidaklah mudah..
           Sebuah pengabdian yang benar-benar membuat ku lebih bersemangat dalam berjuang menuntut dan mengajarkan ilmu, aku mulai sadar,,, sudah berapa ton kah,, timbangan kesalahan dan sakit hati yang sudah dan pernah aku lakukan pada guru ku..????  terima kasih buat semua pelajaran ini Ya Rabb,,,
          Sungguh melalui pengabdian ini mata hati ku menjadi tersentuh,, membuat mata ku terbuka lebar, dan mulai mengerti akan arti dari perjuangan seorang guru,, pengabdian yang membuat ku mengerti tentang bagaimana cara menempatkan diri dan berinteraksi dalam masyarakat..
          Semoga bermanfaat untuk ke depannya..!!!!









                   Created by     : Qhibtya El-hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar